ARTIKEL TENTANG PENYAKIT REMATIK
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi
perubahan-perubahan pada tubuh manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi
sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan
lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan rematik.
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan
penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang
banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke atas). Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan dan
biasanya menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun (Arif Muttaqin,
2008). Rematik terutama menyerang Sendi-sendi, tulang, ligamentum, tendon dan
persendian pada laki-laki maupun perempuan dengan segala usia.
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya
menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit
rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling
ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas
hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat
menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah seperti
rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta Resiko tinggi
terjadi cidera.
Angka kejadian rematik pada tahun 2008 yang dilaporkan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia WHO adalah mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah
terserang rematik, dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20%
adalah mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010). Berdasarkan hasil
penelitian terakhir dari Zeng QY et al
2008, prevalensi nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%, angka
ini menunjukkan bahwa nyeri akibat rematik sudah sangat mengganggu aktivitas
masyarakat Indonesia.
Menurut American College of Rheumatology, perawatan
untuk rematik dapat meliputi terapi farmakologis, terapi non-farmakologis, dan
tindakan bedah. Pada tahun 2008 lalu, dua pakar Rehabilitasi Medik dari RSCM
FKUI, Prof.DR. dr. Angela B.M Tulaar SpRM dan dr. Siti Annisa Nuhonni SpRM
menciptakan senam rematik yang berfungsi sebagai modal yang akan melengkapi
terapi penyakit rematik.
Secara umum, gerakan-gerakan senam rematik dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan gerak, fungsi, kekuatan, dan daya tahan otot,
kapasitas aerobik, keseimbangan, biomekanik sendi, dan rasa posisi sendi.
“Untuk mencapai hasil yang maksimal, senam rematik baiknya dilakukan tiga
hingga lima kali dalam seminggu, namun harus dipastikan bahwa dalam melakukan
senam rematik ini, penderita harus berada dalam pengawasan dokter agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas dr. Siti Annisa Nuhoni
SpRM.
Dengan kombinasi pengobatan dan senam rematik yang
tepat, diharapkan radang persendian dan rasa sakit akibat penyakit rematik
dapat berkurang serta penderita dapat menjalani aktivitasnya sehari-hari yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Lebih dari itu, dengan
pengetahuan dan kesadaran yang mendalam mengenai penyakit rematik, diharapkan
masyarakat dapat lebih cepat dalam bertindak mengatasi penyakit ini sehingga
prevalensi penyakit rematik di Indonesia dapat berkurang.
Banyak
sekali orang yang beranggapan kalau mandi malam dapat menyebabkan rematik.
Benarkah begitu? Pemikiran yang salah ini terus tumbuh dan berkembang di
masyarakat yang tidak memahami. Sebenarnya seringnya mandi di malam hari tidak
ada hubungannya dengan penyakit rematik. Namun, jika kamu memang sudah mengidap
penyakit rematik, memang di anjurkan untuk tidak mandi di malam hari. Karena
suhunya yang dingin dapat membuat rematik kambuh.
Sebenarnya
rematik lebih pantas di kaitkan dengan adanya proses penuaan pada sendi sendi
dan tidak seimbangnya berat badan. Berikut cara alami mengatasi penyakit
rematik.
1.
Kulit manggis
Bagi
yang selepas makan manggis, dari pada kulitnya di buang. Mending di jadikan
obat tradisional. Kulit manggis yang bewarna keungu unguan di iris kecil kecil
dan tipis. Kemudian jemur di bawah terik sinar matahari. Kemudian, campurkan
kulit manggis tersebut ke dalam segelas air. Tunggu hingga warna air berubah,
dan minumlah airnya. Pastikan kulit manggisnya sudah benar benar bersih kalau
kamu mau menelannya.
2.
Suhu air saat mandi
Bagi
yang sudah terkena rematik, suhu air saat mandi memang mempengaruhi. Mandi di
malam hari tentu suhunya lebih dingin. Jika kamu terpaksa mandi di malam hari,
pastikan air mandinya kamu panaskan terlebih dahulu. Air yang dingin juga dapat
menyebabkan rematik kamu kambuh.
3.
Campuran Jahe dan Cengkeh
Campuran
jahe dan cengkeh yang telah di tumbuk halus dapat digunakan untuk obat luar.
Cukup oleskan ke area persendian yang terasa nyeri secara rutin setiap hari.
Tentu akan mengurangi sedikit demi sedikit rasa sakit anda.
4.
Terapi Penguapan
Rendamkan
kaki beberapa saat pada bak atau ember yang berisi air hangat. Jika badan sudah
mulai terasa hangat. Letakkan kompres dingin di kepala. Setelah beberapa menit,
minumlah air hangat, dan segeralah berbaring sekitar 30 menit.
Di masyarakat, masih saja berkembang mitos dan
anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini menyesatkan
apabila dikaji dari sisi medis dan bukan tidak mungkin akan merugikan penderita.
Ahli penyakit dalam dan rheumatolog dari Divisi
Rheumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Bambang
Setyohadi, menjelaskan beberapa mitos dan fakta seputar penyakit rematik.
Berikut adalah mitos dan penjelasannya :
1.
Sering
mandi malam di usia muda memicu rematik di usia tua.
Faktanya, sejauh ini belum
ada bukti yang menguatkan bahwa mandi malam akan menyebabkan penyakit reumatik.
Pada prinsipnya mandi malam atau mandi air dingin tidak menyebabkan rematik. "Pada
penderita rematik, mandi air dingin memang bisa membuat otot kaku atau
spasme. Kondisi tersebut biasanya membuat sendi tertekan sehingga
menimbulkan rasa sakit," ujar Dr. Bambang.
2. Makan kangkung atau bayam sebabkan rematik.
Tidak ada hasil penelitian
yang menghubungkan antara bayam atau kangkung dengan riisko rematik.
"Kalaupun yang harus dihindari, bila Anda ditakdirkan menderita rematik
adalah makanan yang dapat memicu purin atau bahan yang akan diubah menjadi asam
urat seperti jeroan, seafood atau minuman beralkohol," tegas Bambang.
3. Semua penyakit rematik disebabkan asam urat.
"Faktanya, hanya
sekitar 10 persen saja pengidap rematik yang asam uratnya tinggi. Banyak pasien
yang asam urat tinggi justru tidak mengalami rematik," kata Bambang.
Menurutnya, asam urat dalam darah yang tinggi belum tentu akan
menyebabkan rematik. "Penyakit rematik akan terjadi bila asam urat
terkumpul dalam sendi dan membentuk endapan kristal monosodium urat.
penyakit ini," terangnya.
4. Penyakit rematik adalah penyakit tulang.
Faktanya rematik adalah
penyakit yang menyerang persendian tulang dan terdiri dari berbagai jenis di
antaranya adalah osteoartritis dan reumatoid artritis. Osteoartritis paling
sering menyerang sendi-sendi besar yang mendukung berat badan seperti sendi
lulut, panggul, tulang belakang, punggung dan leher meski tidak tertutup
kemungkinan menyerang daerah lain. Sementara reumatoid artiritis dikarenakan
sistem imun yang menyerang lapisan atau membran sinovial sendi dan melibatkan
seluruh organ-organ tubuh, dapat menyebabkan kecacatan.
5. Penyakit rematik hanya mengincar orang berusia
lanjut.
Faktanya, rematik menyerang
semua orang, tua maupun muda baik pria maupun wanita tergantung pada jenis
penyakit rematiknya. Pada rematik jenis osteoartritis umumnya menyerang
orang-orang berusia diatas 45 tahun sementara jenis Lupus Eritematosus
menyerang wanita muda usia produktif tetapi juga dapat mengenai setiap orang.
Para pria lebih mudah terserang Gout.
6. Rematik adalah penyakit keturunan.
Faktanya, rematik tidak
selalu diturunkan secara langsung dari orang tua ke anak. "Namun
begitu, ada kecenderungan faktor keluarga menjadi faktor risiko terjadinya
rematik seperti pada Reumatoid Artritis, Lupus Eritematosus Sistemik dan
Gout," ujar Dr Bambang.
7. Sakit pada tulang di malam hari adalah tanda gejala
rematik.
Faktanya, gejala-gejala yang
umumnya terjadi pada penderita rematik adalah pegal-pegal dan peradangan pada
sendi (merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan umumnya sulit digerakkan).
Gejala ini tidak terbatas pada malam hari. Bisa saja menyerang setiap saat.
Pencegahan
yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit remati diantara adalah olahraga
secara teratur, kurangi makanan yang mengandung lemak dan periksa kesehatan
secara teratur.
Referensi:
- http://health.kompas.com/read/2012/12/11/16473158/Mitos.dan.Fakta.Penyakit.Rematik
- http://www.unikgaul.com/2012/03/megenal-penyakit-rematik-dan-cara-alami.html
- http://yudhamaura.blogspot.com/2011/09/hubungan-pengetahuan-tentang-penyakit.html
- http://eblogmakalah.blogspot.com/2012/06/pengetahuan-lansia-tentang-penyakit.html
- http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=132735:kenali-rematik-cegah-sejak-dini&catid=28:kesehatan&Itemid=48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar