Minggu, 23 Desember 2012

artikel penyakit rematik


ARTIKEL TENTANG PENYAKIT REMATIK

Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan-perubahan pada tubuh manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan rematik.
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke atas). Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan dan biasanya menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun (Arif Muttaqin, 2008). Rematik terutama menyerang Sendi-sendi, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun perempuan dengan segala usia.
 Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta Resiko tinggi terjadi cidera.
Angka kejadian rematik pada tahun 2008 yang dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO adalah mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah terserang rematik, dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010). Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al 2008, prevalensi nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%, angka ini menunjukkan bahwa nyeri akibat rematik sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia.
Menurut American College of Rheumatology, perawatan untuk rematik dapat meliputi terapi farmakologis, terapi non-farmakologis, dan tindakan bedah. Pada tahun 2008 lalu, dua pakar Rehabilitasi Medik dari RSCM FKUI, Prof.DR. dr. Angela B.M Tulaar SpRM dan dr. Siti Annisa Nuhonni SpRM menciptakan senam rematik yang berfungsi sebagai modal yang akan melengkapi terapi penyakit rematik.
Secara umum, gerakan-gerakan senam rematik dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan gerak, fungsi, kekuatan, dan daya tahan otot, kapasitas aerobik, keseimbangan, biomekanik sendi, dan rasa posisi sendi.  “Untuk mencapai hasil yang maksimal, senam rematik baiknya dilakukan tiga hingga lima kali dalam seminggu, namun harus dipastikan bahwa dalam melakukan senam rematik ini, penderita harus berada dalam pengawasan dokter agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas dr. Siti Annisa Nuhoni SpRM.
Dengan kombinasi pengobatan dan senam rematik yang tepat, diharapkan radang persendian dan rasa sakit akibat penyakit rematik dapat berkurang serta penderita dapat menjalani aktivitasnya sehari-hari yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Lebih dari itu, dengan pengetahuan dan kesadaran yang mendalam mengenai penyakit rematik, diharapkan masyarakat dapat lebih cepat dalam bertindak mengatasi penyakit ini sehingga prevalensi penyakit rematik di Indonesia dapat berkurang.
Banyak sekali orang yang beranggapan kalau mandi malam dapat menyebabkan rematik. Benarkah begitu? Pemikiran yang salah ini terus tumbuh dan berkembang di masyarakat yang tidak memahami. Sebenarnya seringnya mandi di malam hari tidak ada hubungannya dengan penyakit rematik. Namun, jika kamu memang sudah mengidap penyakit rematik, memang di anjurkan untuk tidak mandi di malam hari. Karena suhunya yang dingin dapat membuat rematik kambuh.
Sebenarnya rematik lebih pantas di kaitkan dengan adanya proses penuaan pada sendi sendi dan tidak seimbangnya berat badan. Berikut cara alami mengatasi penyakit rematik.
1.      Kulit manggis 
Bagi yang selepas makan manggis, dari pada kulitnya di buang. Mending di jadikan obat tradisional. Kulit manggis yang bewarna keungu unguan di iris kecil kecil dan tipis. Kemudian jemur di bawah terik sinar matahari. Kemudian, campurkan kulit manggis tersebut ke dalam segelas air. Tunggu hingga warna air berubah, dan minumlah airnya. Pastikan kulit manggisnya sudah benar benar bersih kalau kamu mau menelannya.
2.      Suhu air saat mandi
Bagi yang sudah terkena rematik, suhu air saat mandi memang mempengaruhi. Mandi di malam hari tentu suhunya lebih dingin. Jika kamu terpaksa mandi di malam hari, pastikan air mandinya kamu panaskan terlebih dahulu. Air yang dingin juga dapat menyebabkan rematik kamu kambuh.
3.      Campuran Jahe dan Cengkeh
Campuran jahe dan cengkeh yang telah di tumbuk halus dapat digunakan untuk obat luar. Cukup oleskan ke area persendian yang terasa nyeri secara rutin setiap hari. Tentu akan mengurangi sedikit demi sedikit rasa sakit anda.

4.      Terapi Penguapan
Rendamkan kaki beberapa saat pada bak atau ember yang berisi air hangat. Jika badan sudah mulai terasa hangat. Letakkan kompres dingin di kepala. Setelah beberapa menit, minumlah air hangat, dan segeralah berbaring sekitar 30 menit.

Di masyarakat, masih saja berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini menyesatkan apabila dikaji dari sisi medis dan bukan tidak mungkin akan merugikan penderita.
Ahli penyakit dalam dan rheumatolog dari Divisi Rheumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Bambang Setyohadi, menjelaskan beberapa mitos dan fakta seputar penyakit rematik.  Berikut adalah  mitos dan penjelasannya :

1.      Sering mandi malam di usia muda memicu rematik di usia tua.
Faktanya, sejauh ini belum ada bukti yang menguatkan bahwa mandi malam akan menyebabkan penyakit reumatik. Pada prinsipnya mandi malam atau mandi air dingin tidak menyebabkan rematik.  "Pada penderita rematik, mandi air dingin memang bisa membuat otot kaku atau spasme.  Kondisi tersebut biasanya membuat sendi tertekan sehingga menimbulkan rasa sakit," ujar Dr. Bambang.
2.      Makan kangkung atau bayam sebabkan rematik. 
Tidak ada hasil penelitian yang menghubungkan antara bayam atau kangkung dengan riisko rematik.  "Kalaupun yang harus dihindari, bila Anda ditakdirkan menderita rematik adalah makanan yang dapat memicu purin atau bahan yang akan diubah menjadi asam urat seperti jeroan, seafood atau minuman beralkohol," tegas Bambang.
3.      Semua penyakit rematik disebabkan asam urat.
"Faktanya, hanya sekitar 10 persen saja pengidap rematik yang asam uratnya tinggi. Banyak pasien yang asam urat tinggi justru tidak mengalami rematik," kata Bambang.  Menurutnya,  asam urat dalam darah yang tinggi belum tentu akan menyebabkan rematik. "Penyakit rematik akan terjadi bila asam urat terkumpul dalam sendi dan membentuk endapan kristal monosodium urat.  penyakit ini," terangnya.
4.      Penyakit rematik adalah penyakit tulang. 
Faktanya rematik adalah penyakit yang menyerang persendian tulang dan terdiri dari berbagai jenis di antaranya adalah osteoartritis dan reumatoid artritis. Osteoartritis paling sering menyerang sendi-sendi besar yang mendukung berat badan seperti sendi lulut, panggul, tulang belakang, punggung dan leher meski tidak tertutup kemungkinan menyerang daerah lain. Sementara reumatoid artiritis dikarenakan sistem imun yang menyerang lapisan atau membran sinovial sendi dan melibatkan seluruh organ-organ tubuh, dapat menyebabkan kecacatan.
5.      Penyakit rematik hanya mengincar orang berusia lanjut. 
Faktanya, rematik menyerang semua orang, tua maupun muda baik pria maupun wanita tergantung pada jenis penyakit rematiknya. Pada rematik jenis osteoartritis umumnya menyerang orang-orang berusia diatas 45 tahun sementara jenis Lupus Eritematosus menyerang wanita muda usia produktif tetapi juga dapat mengenai setiap orang. Para pria lebih mudah terserang Gout.
6.      Rematik adalah penyakit keturunan.
Faktanya, rematik tidak selalu diturunkan secara langsung dari orang tua ke anak.  "Namun begitu, ada kecenderungan faktor keluarga menjadi faktor risiko terjadinya rematik seperti pada Reumatoid Artritis, Lupus Eritematosus Sistemik dan Gout," ujar Dr Bambang.
7.      Sakit pada tulang di malam hari adalah tanda gejala rematik.
Faktanya, gejala-gejala yang umumnya terjadi pada penderita rematik adalah pegal-pegal dan peradangan pada sendi (merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan umumnya sulit digerakkan). Gejala ini tidak terbatas pada malam hari. Bisa saja menyerang setiap saat.

Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit remati diantara adalah olahraga secara teratur, kurangi makanan yang mengandung lemak dan periksa kesehatan secara teratur.


Referensi:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar